Kamis, 29 Juli 2021

JAILANI RELAWAN PMI YANG BANGGA MENJADI PENDONOR PLASMA KONVALESEN

 

Rizki Jailani, Anggota KSR PMI Kabupaten Bekasi Angkatan VIII Tahun 2018.
Foto by : Jailani

Rizki Jailani yang akrab dipanggil Jay oleh teman-teman relawan di PMI KabupatenBekasi adalah salah satu anggota Korps Suka Relawan (KSR) PMI Kabupaten Bekasi angakatan ke-8 yang bergabung pada tahun 2018.  Pria yang terlahir di Jakarta pada 16 Juni 1999 ini ikut bergabung sebagai anggota Korps Suka Relawan (KSR) PMI Kabupaten Bekasi sambil menjalani aktivitas lainnya sebagai Mahasiswa di Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi jurusan Teknik Informatika semester dua pada saat itu. Meskipun harus menempuh pendidikan dasar selama 120 Jam untuk Lulus dan Resmi menjadi anggota KSR PMI di Kabupaten Bekasi ini, hal tersebut tidak menyurutkan niatnya dalam menempuh bangku perkuliahan sembari ikut Pendidikan Dasar KSR PMI saat tahun 2018 lalu.


Semenjak berhasil lolos dan resmi menjadi relawan PMI Kabupaten Bekasi bersama dengan 27 orang teman seangkatan lainnya, Jay merupakan salah satu anggota yang hingga saat ini masih aktif berkontribusi membaktikan dirinya untuk mengikuti berbagai macam Giat dan Pelayanan PMI khususnya saat terjadinya Kebencanaan di wilayah Kabupaten Bekasi. Jay juga merupakan bagian dari tim  Posko PMI Kabupaten Bekasi yang aktif bersama teman-teman Korps Suka Relawan (KSR) dan Tenaga Suka Relawan (TSR) lainnya. Dari Motivasinya menjadi KSR PMI, Jay ingin bisa berguna dan bermanfaat untuk terjun langsung membantu ke masyarakat, sehingga senang untuk bisa lebih banyak-banyak pengalaman dengan ikut serta menjadi KSR PMI Kabupaten Bekasi.


Kemudian sejak Kasus Pandemi Covid-19 di Indonesia ini mulai masuk dan terdeksi menularkan dibulan Maret 2020, Pelayanan PMI Kabupaten Bekasi membentuk Tim Spraying Disinfektan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemutusan mata rantai virus Covid-19 untuk membantu upaya Pemerintah sebagai Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 khususnya ditingkatan Wilayah Kabupaten Bekasi. Dari terbentuknya Tim Spraying PMI Kabupaten Bekasi tersebut, Jailani juga ikut menjadi bagian dari tim itu, dan menjadi bagian dari Relawan yang bertugas untuk memberikan pelayanan spraying disinfektan. Tim spraying disinfektan PMI ini dibentuk dan diperuntukan untuk lingkungan masyarakat, instansi pendidikan, sarana ibadah, pasar-pasar, intansi pemerintahan, industry perusahaan-persuhaan, dan lain sebagainya yang hingga saat ini, sarana tersebut berpotensi untuk didatangkan orang-orang.


RISIKO TUGAS RELAWAN


Kabupaten Bekasi yang merupakan daerah dengan Zona Merah berdasarkan data peta sebaran Covid-19 yang di ambil dari data Satuan Tugas (satgas) penanganan Covid-19 membuat PMI Kabupaten Bekasi harus mengambil peran serta untuk ikut serta sebagai Tim percepatan penanganan Covid-19 untuk membantu Pemerintah agar kinerja lebih maksimal. Pada hakikatnya, setiap orang pasti akan membatasi bahkan tidak akan pergi kewilayah Zona Merah, namun karena ini panggilan Jiwanya Jailani dan rekan-rekan merasa senang ketika melihat masyarakat terbantu, sehingga hal tersebutlah yang menjadi penyamangat Dia dan rekan-rekannya untuk terus semangat membantu masyarakat menjadi bagian dari Relawan.


Kendati demikian, bukan berarti Relawan PMI ini adalah orang-orang yang tangguh dan layak disebut superhero. Mereka juga manusia biasa, yang terkadang memiliki rasa capek dan lelah setelah bertugas, sehingga ditengah aktifnya pelayanan Spraying disinfektan yang dilakukan Jailan dan rekan-rekan relawan PMI lainnya. Jailani juga sempat merasakan bagaimana terpapar virus Covid-19 ini. “awalnya sebelum dinyatakan positif saya merasa tidak enak badan, namun masih bisa saya ajak untuk bergiat di siang harinya. Tapi semakin sore sepulang saya bergiat, saya merasakan semakin tidak enak dengan kondisi badan ini” tutur Jay, dalam menceritakan awal Dia mulai terpapar. Menurutnya Dia memang sudah ditakdirkan untuk beristirahat sejenak dari tugas sebagai Tim Spraying PMI Kabupaten Bekasi. Disaat yang sama, ketika Jay merasakan tidak enak badan, hal ini sudah dirasakan oleh beberapa teman relawan dan Staf Markas PMI Kabupaten Bekasi. Jika di tracing untuk ditelusuri awal mula terpaparnya untuk lingkungan Markas PMI Kabupaten Bekasi ini bermula dari salah satu orang staf PMI yang masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi yang kemudian dirawat dan dinyatakan terpapar Covid-19.


Dari temuan itupun berlanjut untuk mentracing seluruh Staf Markas PMI Kabupaten Bekasi menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) swab yang dilakukan di Balai Pelatihan Kesehetan (Bapelkes) Cikarang oleh tenaga medis ahli yang ditugaskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi sebagai salah satu dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk mendapatkan hasil akurat pada Kamis (04/02/2021). Selang satu hari, dari total 11 orang Staf Markas yang melakukan PCR Swab berhasil diketahui bahwa 6 orang diantaranya terpapar  virus Covid-19 dan 5 orang lainnya dinyatakan Negatif. Dari peristiwa itu, akhirnya Markas di Lockdown (Kondisi mengunci sementara agar orang-orang tidak memasuki area). Akhirnya, berdasarkan mandat dari Kepala Markas PMI Kabupaten Bekasi, seluruh relawan KSR/TSR PMI Kabupaten harus ikut melakukan Tracing secara bersamaan, khususnya yang berjibaku dengan kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh PMI Kabupaten Bekasi.


Pada hari Minggu (07/02/2021) akhirnya relawan yang bertugas untuk penanganan Covid-19 khususnya Tim Spraying Disinfektan PMI Kabupaten Bekasi ini di Rapid Test Antigen berlokasi di Markas PMI Kabupaten Oleh salah satu Relawan PMI Kabupaten Bekasi lainnya yang memang berprofesi sebagai tenaga medis. Rapid Test Antigen ini memang dirancang untuk mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh dengan hasil paling cepat dalam waktu 15 menit. Berdasarkan dari Rapid Test tersebut didapati 2 orang terpapar, yang selanjutnya disusul oleh hasil dari Jailani sehingga dari relawan PMI Kabupaten Bekasi ada 3 orang yang terpapar dikarenakan kondisi tubuhnya memang sedang tidak Fit. Jay mengatakan, awal hasil Rapidnya sebenarnya bergaris satu, tetapi semakin lama dia merasa ada satu garis tambahan samar yang mendekati menjadi dua garis. Kemudian untuk para relawan yang memiiliki hasil Negatif, disarankan untuk istirahat sementara di rumah masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Satuan Tugas penanganan Covid-19.


Selanjutnya pada hari Senin (08/02/2021) ketiga orang relawan PMI Kabupaten Bekasi ini termasuk Jailani harus menjalani pengecekan lanjutan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) swab yang dilakukan di Balai Pelatihan Kesehetan (Bapelkes) Cikarang. Akhirnya pada Selasa (09/02/2021) ketiganya dinyatakan Positif terpapar Covid-19 dan diwajibkan untuk menjalani Isolasi untuk pemulihan. Jay dan kedua temannya akhirnya melaporkan ke pihak Ketua RT/RW dan Puskemas tempat mereka tinggal, untuk kemudian diantarkan melakukan Isolasi khusus yang di berikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi di Wisma Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang selama 10 hari. Nah, berhubung disini sebenarnya ada 3 orang yang terpapar sebagai Relawan, namun Saya memang lebih berfokus kepada Jailani. Saya kemudian bertanya, “lalu bagaimana reaksi orangtua dirumah Jay setelah mendengar bahwa Jay Positif?”. Jay menjelaskan bahwa orang tuanya sebenernya sebenarnya sempat khawatir, namun tetap bisa diyakinkan untuk tidak panik secara berlebihan, ini memang moment dimana Dia harus disuruh istirahat saja. Jay juga melaporkan ke ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungan dia tinggal tepatnya di perumahan Vila Gading Harapan Jl. Kurma Tama, Blok WA 2 No 3 RT/RW 02/021 Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan, bahwa semenjak Tugas di PMI Dia tidak pulang didua bulan terakhir karena memang tidak ingin membahayakan keluarganya.


Sungguh perjuangan yang sangat luar biasa memang, mendatangi area zona merah, membahayakan diri sendiri, dan jauh dari keluarga adalah hal yang memang harus dilakukan oleh para Relawan yang saat ini berjuang memberantas Covid-19 ini. Begitupun juga Jailani yang mendedikasikann dirinya penuh untuk mengemban misi Kemanusiaan ini. Melewati fase sakit yang tidak pernah Dia duga, 10 hari dimasa Karantina itu memberikan dia pelajaran bahwa Dirinya tidak boleh lagi lalai akan pentingnya Protokol Kesehatan dan Kebersihan. “Kita memang harus benar-benar bisa menjaga diri mulai dari memakai masker, sering-sering mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah aktivitas, dan mandi bersih setelah berkegiatan agar kita terhindar dan jauh dari Virus Corona ini” tutur Jailani. Dia juga mengatakan jangan sampai kita yang masih diberikan sehat harus merasakan sakit apalagi harus terpapar. Karena jika sudah di isolasi atau dikarantina atau dirawat di Rumah Sakit, kita tidak bisa menikmati makanan dan minuman yang bisa kita konsumsi sehari-hari, jangankan untuk memaksa makan, jika sudah sakit makanan dan minuman yang masuk kedalam mulut itu lebih sering dimuntahkan lagi. Jadi nafsu makan memang benar-benar hilang. Namun atas izin Allah SWT, akhirnya di fase hari ke 10, Jay dan kedua rekannya merasa benar-benar senang karena hasil dari Polymerase Chain Reaction (PCR) swab lanjutan mereka menunjukan hasil Negatif, dan sudah diizinkan untuk pulang oleh pihak Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang berlokasi di Bapelkes Cikarang ini.


SETELAH POSITIF HILANG


Pasca Jailani dan rekan-rekannya pulang, akhirnya mereka bisa kembali ikut beraktifitas melakukan kegiatan lagi di PMI Kabupaten Bekasi. Bukan Relawan PMI jika ada kata “kapok” setelah kena imbas dari giat yang jalaninya, berdiam diri terlalu lama juga memang rasanya akan menjadi hal yang membosankan bagi setiap Relawan. Maka sebagai terapi untuk lebih memulihkan kondisi badan memang harus banyak bantu orang lain lagi. Terlebih ketika Bencana datang dan banyak orang membutuhkan pertolongan, rasa ingin terlibat untuk melakukan kegiatan itu pasti ada. Memang waktu saat Jay dan rekan-rekannya pulang ke markas PMI Kabupaten Bekasi, saat itu sedang ada Respon Penanggulangan Bencana Banjir untuk wilayah Kabupaten Bekasi. Bapak Pelaksana tugas (Plt) Ketua PMI Kabupaten Bekasi Bapak Drs.H. Akhmad Koasasih juga menegaskan kepada Staf dan Relawan semua sektor yang terlibat dalam Respon Tanggap Darurat Bencana agar tetap berhati-hati dan waspada, jangan kendorkan upaya Protokol Kesehatan dan tetap tanamkan dan edukasi masyarakat yang terdampak, karena meskipun Bencana Banjir ini terjadi Pandemi Covid-19 juga belum berakhir.


Kemudian sambil mengikuti berbagai pelayanan Tanggap Darurat Bencana Banjir saat itu, Jay dan kedua rekannya kemudian diminta oleh salah satu Dokter Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Bekasi untuk mau melakukan Screning untuk menjadi Pendonor Plasma Konvalesen yang pada awal Tahun 2021 ini sudah berjalan di UDD PMI seluruh Indonesia. Apa itu Donor Plasma Konvalesen? Donor Plasma Konvalesen adalah kegiatan Donor seperti donor darah, namun ini lebih mengarah untuk diambil plasma konvalesennya. Plasma konvalesen adalah plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh dan mengandung antibodi khusus yang mampu melawan infeksi Covid-19. Jadi kenapa Jailani dan kedua rekannya terpilih untuk melakukan Screning untuk dilakukan Cek Laboratorium terlebih dahulu, karena memang mereka bertiga adalah yang pernah terpapr Covid-19, dan mereka juga adalah Anggota Donor Darah aktif di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Bekasi.


Kemudian tujuan dari adanya Plasma Konvalesen sendiri adalah sebagai “terapi antibodi pasif” kepada pasien Covid-19 yang di rekomendasikan para ahli medis, mengingat Covid-19 saat ini masih belum ada obatnya sedangkan angka kematian cukup tinggi. Berdasarkan pemaparan dari Jailani yang saat ini bisa Kita sebut sebagai “Penyintas Covid” mengatakan “Untuk uji hasil screaning yang dilakukan oleh Tim UDD PMI Kabupaten Bekasi, Sampel darah saya di ambil lima kali dan diuji dalam kurun waktu lima hari, yang selanjutnya setelah lolos saya baru bisa menjadi Pendonor Plasma Konvalesen”. Berdasarkan pemaparannya Jay juga bilang jika dari tiga orang yang di Tes untuk di screaning, hanya Dia sendiri yang berhasil lolos dan menjadi Pendonor Plasma Konvalesen ini. “Sebenarnya Saya juga bingung kenapa Saya bisa lolos diantara teman Saya yang lainnya, padahal jika diingat-ingat, Saya tidak terlalu merasa sakit saat isolasi dilakukan” Ujar Jay menjelaskan. Tapi mungkin memang sudah takdirnya, jadi saya bisa mendonorkan Plasma Konvalesen ini kepada pasien lain yang membutuhkan.


“Saya sudah tiga kali melakukan Donor Plasma ini, dan itu adalah ketentuan maksimal jika menurut pihak UDD PMI Kabupaten Bekasi, dan Saya bangga dan bersyukur ternyata setelah Saya terpapar Covid-19 ini saya bisa melakukan manfaat lebih kepada Pasien Covid-19 lainnya yang sangat membutuhkan” ujar Jailani. Dia juga mengatakan “Mendonorkan Plasma Konvalesen tidak jauh berbeda dengan Donor Darah atau mungkin yang pernah Donor Plasma Aparesis, nah itu sama saja. Bedanya hanya, jika Donor Plasma Aparesis diambil sampelnya sekali tapi untuk Konvalesen ini diambilnya lima kali kemudian habis itu harus nunggu sekitar dua atau atau tiga hari. Kalo untuk aparesis kan jika uji sampel sekali lolos kita kan langsung bisa donor tuh, tapi kalo Konvalesen ini cukup lama tahapannya”. Dari pernyataan Jailani ini, ternyata untuk menjadi seorang Penyintas Covid dan mau mendonorkan Plasma Konvalesennya sebenarnya mudah. Tapi untuk melewati fase Cek dan Screaning harus melalui proses yang ketat sehingga hasil dari Plasma Konvalesen ini baik dan layak untuk disalurkan ke pihak Pasien yang benar-benar membutuhkan.


Sampai dengan saat ini, memang kebutuhan untuk Plasma Konvalesen sangat banyak sekali, namun untuk stok di UDD PMI Kabupaten Bekasi selalu kosong. Sehingga saya pun, selaku hubungan masyarakat (humas) PMI Kabupaten Bekasi ingin mengajak dan menghimbau kepada seluruh Penyintas Covid-19 yang belum terlibat dalam mendonorkan Plasma Konvalesen ini untuk datang ke UDD PMI mana saja  atau boleh juga ke UDD PMI Kabupaten Bekasi dan mencoba menjadi Pahlawan Kemanusiaan dengan mendonorkan Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19 yang saat ini membutuhkan. Jailani juga menyampaikan pesan kepada para Penyintas Covid-19 lainnya “setelah selesai isolasi mandiri atau di rawat untuk jangan takut mendonorkan plasma, karena itu sama saja seperti mendonorkan darah biasa, jadi Cobalah untuk mendonorkan plasmanya untuk orang yang membutuhkannya”. Jailani juga berpesan kepada Relawan yang pernah terpapar ataupun tidak, dan masih aktif dalam penanganan Covid-19 ini agar lebih dijaga kesehatannya serta kebersihan, jangan lalai dengan masker dan mencuci tangan selalu.


#DonorPlasmaSelamatkanNyawa  #JadilahPenolong #Sosok #Inspiratif #FeatureNews

Tags :

bm

PMI Kabupaten Bekasi

PMI KABUPATEN BEKASI

I like to make cool and creative designs. My design stash is always full of refreshing ideas. Feel free to take a look around my Vcard.

  • PMI Kabupaten Bekasi
  • Februari 24, 1989
  • 1220 Manado Trans Sulawesi
  • contact@example.com
  • +123 456 789 111