JAILANI RELAWAN PMI YANG BANGGA MENJADI PENDONOR PLASMA KONVALESEN
Rizki Jailani,
Anggota KSR PMI Kabupaten Bekasi Angkatan VIII Tahun 2018.
Foto by : Jailani
Rizki Jailani yang akrab dipanggil Jay oleh teman-teman relawan di PMI KabupatenBekasi adalah salah satu anggota Korps Suka Relawan (KSR) PMI Kabupaten Bekasi angakatan ke-8 yang bergabung pada tahun 2018. Pria yang terlahir di Jakarta pada 16 Juni 1999 ini ikut bergabung sebagai anggota Korps Suka Relawan (KSR) PMI Kabupaten Bekasi sambil menjalani aktivitas lainnya sebagai Mahasiswa di Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi jurusan Teknik Informatika semester dua pada saat itu. Meskipun harus menempuh pendidikan dasar selama 120 Jam untuk Lulus dan Resmi menjadi anggota KSR PMI di Kabupaten Bekasi ini, hal tersebut tidak menyurutkan niatnya dalam menempuh bangku perkuliahan sembari ikut Pendidikan Dasar KSR PMI saat tahun 2018 lalu.
Semenjak
berhasil lolos dan resmi menjadi relawan PMI Kabupaten Bekasi bersama dengan 27
orang teman seangkatan lainnya, Jay merupakan salah satu anggota yang hingga saat ini masih aktif
berkontribusi membaktikan dirinya untuk mengikuti
berbagai macam Giat dan Pelayanan PMI khususnya saat terjadinya Kebencanaan di
wilayah Kabupaten Bekasi. Jay juga merupakan bagian dari tim Posko PMI Kabupaten Bekasi yang aktif bersama teman-teman Korps Suka Relawan (KSR) dan
Tenaga Suka Relawan (TSR) lainnya. Dari Motivasinya menjadi KSR PMI, Jay ingin bisa
berguna dan bermanfaat untuk terjun langsung membantu ke masyarakat, sehingga
senang untuk bisa lebih banyak-banyak pengalaman dengan ikut serta menjadi KSR
PMI Kabupaten Bekasi.
Kemudian
sejak Kasus Pandemi Covid-19 di Indonesia ini mulai masuk dan terdeksi
menularkan dibulan Maret 2020, Pelayanan PMI Kabupaten Bekasi membentuk Tim
Spraying Disinfektan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemutusan mata rantai
virus Covid-19 untuk membantu upaya Pemerintah sebagai Satuan Tugas (Satgas)
penanganan Covid-19 khususnya ditingkatan Wilayah Kabupaten Bekasi. Dari
terbentuknya Tim Spraying PMI Kabupaten Bekasi tersebut, Jailani juga ikut
menjadi bagian dari tim itu, dan menjadi bagian dari Relawan yang bertugas
untuk memberikan pelayanan spraying disinfektan. Tim spraying disinfektan PMI
ini dibentuk dan diperuntukan untuk lingkungan masyarakat, instansi pendidikan,
sarana ibadah, pasar-pasar, intansi pemerintahan, industry
perusahaan-persuhaan, dan lain sebagainya yang hingga saat ini, sarana tersebut
berpotensi untuk didatangkan orang-orang.
RISIKO TUGAS RELAWAN
Kabupaten
Bekasi yang merupakan daerah dengan Zona Merah berdasarkan data peta sebaran
Covid-19 yang di ambil dari data Satuan Tugas (satgas) penanganan Covid-19
membuat PMI Kabupaten Bekasi harus mengambil peran serta untuk ikut serta
sebagai Tim percepatan penanganan Covid-19 untuk membantu Pemerintah agar
kinerja lebih maksimal. Pada hakikatnya, setiap orang pasti akan membatasi
bahkan tidak akan pergi kewilayah Zona Merah, namun karena ini panggilan
Jiwanya Jailani dan rekan-rekan merasa senang ketika melihat masyarakat
terbantu, sehingga hal tersebutlah yang menjadi penyamangat Dia dan
rekan-rekannya untuk terus semangat membantu masyarakat menjadi bagian dari
Relawan.
Kendati demikian, bukan berarti
Relawan PMI ini adalah orang-orang yang tangguh dan layak disebut superhero.
Mereka juga manusia biasa, yang terkadang memiliki rasa capek dan lelah setelah
bertugas, sehingga ditengah aktifnya pelayanan Spraying disinfektan yang
dilakukan Jailan dan rekan-rekan relawan PMI lainnya. Jailani juga sempat
merasakan bagaimana terpapar virus Covid-19 ini. “awalnya sebelum dinyatakan
positif saya merasa tidak enak badan, namun masih bisa saya ajak untuk bergiat
di siang harinya. Tapi semakin sore sepulang saya bergiat, saya merasakan
semakin tidak enak dengan kondisi badan ini” tutur Jay, dalam menceritakan awal
Dia mulai terpapar. Menurutnya Dia memang sudah ditakdirkan untuk beristirahat
sejenak dari tugas sebagai Tim Spraying PMI Kabupaten Bekasi. Disaat yang sama,
ketika Jay merasakan tidak enak badan, hal ini sudah dirasakan oleh beberapa
teman relawan dan Staf Markas PMI Kabupaten Bekasi. Jika di tracing untuk
ditelusuri awal mula terpaparnya untuk lingkungan Markas PMI Kabupaten Bekasi
ini bermula dari salah satu orang staf PMI yang masuk ke Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi yang kemudian dirawat dan dinyatakan terpapar
Covid-19.
Dari temuan itupun berlanjut
untuk mentracing seluruh Staf Markas PMI Kabupaten Bekasi menggunakan Polymerase
Chain Reaction (PCR) swab yang dilakukan di
Balai Pelatihan Kesehetan (Bapelkes) Cikarang oleh tenaga medis ahli yang
ditugaskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi sebagai salah satu dari Satuan
Tugas Penanganan Covid-19 untuk mendapatkan hasil akurat pada Kamis
(04/02/2021). Selang satu hari, dari total 11 orang Staf Markas yang melakukan
PCR Swab berhasil diketahui bahwa 6 orang diantaranya terpapar virus Covid-19 dan 5 orang lainnya dinyatakan
Negatif. Dari peristiwa itu, akhirnya Markas di Lockdown (Kondisi
mengunci sementara agar orang-orang tidak memasuki area). Akhirnya, berdasarkan
mandat dari Kepala Markas PMI Kabupaten Bekasi, seluruh relawan KSR/TSR PMI
Kabupaten harus ikut melakukan Tracing secara bersamaan, khususnya yang
berjibaku dengan kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan penanganan Covid-19
yang dilakukan oleh PMI Kabupaten Bekasi.
Pada hari Minggu (07/02/2021)
akhirnya relawan yang bertugas untuk penanganan Covid-19 khususnya Tim Spraying
Disinfektan PMI Kabupaten Bekasi ini di Rapid Test Antigen
berlokasi di Markas PMI Kabupaten Oleh salah satu Relawan PMI Kabupaten Bekasi
lainnya yang memang berprofesi sebagai tenaga medis. Rapid Test Antigen ini
memang dirancang untuk mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan
respons kekebalan tubuh dengan hasil paling cepat dalam waktu 15 menit.
Berdasarkan dari Rapid Test tersebut didapati 2 orang terpapar, yang
selanjutnya disusul oleh hasil dari Jailani sehingga dari relawan PMI Kabupaten
Bekasi ada 3 orang yang terpapar dikarenakan kondisi tubuhnya memang sedang
tidak Fit. Jay mengatakan, awal hasil Rapidnya sebenarnya bergaris satu, tetapi
semakin lama dia merasa ada satu garis tambahan samar yang mendekati menjadi
dua garis. Kemudian untuk para relawan yang memiiliki hasil Negatif, disarankan
untuk istirahat sementara di rumah masing-masing dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Satuan Tugas penanganan Covid-19.
Selanjutnya pada hari Senin (08/02/2021) ketiga orang
relawan PMI Kabupaten Bekasi ini termasuk Jailani harus menjalani pengecekan
lanjutan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) swab yang dilakukan di Balai Pelatihan Kesehetan (Bapelkes) Cikarang.
Akhirnya pada Selasa (09/02/2021) ketiganya dinyatakan Positif terpapar
Covid-19 dan diwajibkan untuk menjalani Isolasi untuk pemulihan. Jay dan kedua
temannya akhirnya melaporkan ke pihak Ketua RT/RW dan Puskemas tempat mereka tinggal,
untuk kemudian diantarkan melakukan Isolasi khusus yang di berikan oleh pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi di Wisma Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
Cikarang selama 10 hari. Nah, berhubung disini sebenarnya ada 3 orang yang
terpapar sebagai Relawan, namun Saya memang lebih berfokus kepada Jailani. Saya
kemudian bertanya, “lalu bagaimana reaksi orangtua dirumah Jay setelah
mendengar bahwa Jay Positif?”. Jay menjelaskan bahwa orang tuanya sebenernya
sebenarnya sempat khawatir, namun tetap bisa diyakinkan untuk tidak panik
secara berlebihan, ini memang moment dimana Dia harus disuruh istirahat saja.
Jay juga melaporkan ke ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungan dia tinggal
tepatnya di perumahan Vila Gading Harapan Jl. Kurma Tama, Blok WA 2 No 3 RT/RW
02/021 Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan, bahwa semenjak Tugas di PMI Dia
tidak pulang didua bulan terakhir karena memang tidak ingin membahayakan
keluarganya.
Sungguh perjuangan yang sangat luar biasa memang,
mendatangi area zona merah, membahayakan diri sendiri, dan jauh dari keluarga
adalah hal yang memang harus dilakukan oleh para Relawan yang saat ini berjuang
memberantas Covid-19 ini. Begitupun juga Jailani yang mendedikasikann dirinya
penuh untuk mengemban misi Kemanusiaan ini. Melewati fase sakit yang tidak
pernah Dia duga, 10 hari dimasa Karantina itu memberikan dia pelajaran bahwa
Dirinya tidak boleh lagi lalai akan pentingnya Protokol Kesehatan dan Kebersihan.
“Kita memang harus benar-benar bisa menjaga diri mulai dari memakai masker,
sering-sering mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah aktivitas, dan
mandi bersih setelah berkegiatan agar kita terhindar dan jauh dari Virus Corona
ini” tutur Jailani. Dia juga mengatakan jangan sampai kita yang masih diberikan
sehat harus merasakan sakit apalagi harus terpapar. Karena jika sudah di
isolasi atau dikarantina atau dirawat di Rumah Sakit, kita tidak bisa menikmati
makanan dan minuman yang bisa kita konsumsi sehari-hari, jangankan untuk
memaksa makan, jika sudah sakit makanan dan minuman yang masuk kedalam mulut
itu lebih sering dimuntahkan lagi. Jadi nafsu makan memang benar-benar hilang.
Namun atas izin Allah SWT, akhirnya di fase hari ke 10, Jay dan kedua rekannya merasa
benar-benar senang karena hasil dari Polymerase Chain Reaction (PCR) swab lanjutan mereka menunjukan hasil Negatif, dan sudah diizinkan
untuk pulang oleh pihak Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang berlokasi
di Bapelkes Cikarang ini.
SETELAH POSITIF HILANG
Pasca Jailani dan rekan-rekannya pulang, akhirnya mereka
bisa kembali ikut beraktifitas melakukan kegiatan lagi di PMI Kabupaten Bekasi. Bukan Relawan PMI jika
ada kata “kapok” setelah kena imbas dari giat yang jalaninya, berdiam diri
terlalu lama juga memang rasanya akan menjadi hal yang membosankan bagi setiap
Relawan. Maka sebagai terapi untuk lebih memulihkan kondisi badan memang harus
banyak bantu orang lain lagi. Terlebih ketika Bencana datang dan banyak orang
membutuhkan pertolongan, rasa ingin terlibat untuk melakukan kegiatan itu pasti
ada. Memang waktu saat Jay dan rekan-rekannya pulang ke markas PMI Kabupaten
Bekasi, saat itu sedang ada Respon Penanggulangan Bencana Banjir untuk wilayah
Kabupaten Bekasi. Bapak Pelaksana tugas (Plt) Ketua PMI Kabupaten Bekasi Bapak Drs.H. Akhmad Koasasih juga
menegaskan kepada Staf dan Relawan semua sektor yang terlibat dalam Respon
Tanggap Darurat Bencana agar tetap berhati-hati dan waspada, jangan kendorkan
upaya Protokol Kesehatan dan tetap tanamkan dan edukasi masyarakat yang
terdampak, karena meskipun Bencana Banjir ini terjadi Pandemi Covid-19 juga
belum berakhir.
Kemudian
sambil mengikuti berbagai pelayanan Tanggap Darurat Bencana Banjir saat itu,
Jay dan kedua rekannya kemudian diminta oleh salah satu Dokter Unit Donor Darah
(UDD) PMI Kabupaten Bekasi untuk mau melakukan Screning untuk menjadi Pendonor
Plasma Konvalesen yang pada awal Tahun 2021 ini sudah berjalan di UDD PMI
seluruh Indonesia. Apa itu Donor Plasma Konvalesen? Donor Plasma Konvalesen
adalah kegiatan Donor seperti donor darah, namun ini lebih mengarah untuk
diambil plasma konvalesennya. Plasma konvalesen adalah plasma darah pasien
Covid-19 yang telah sembuh dan mengandung antibodi khusus yang mampu melawan
infeksi Covid-19. Jadi kenapa Jailani dan kedua rekannya terpilih untuk
melakukan Screning untuk dilakukan Cek Laboratorium terlebih dahulu, karena
memang mereka bertiga adalah yang pernah terpapr Covid-19, dan mereka juga
adalah Anggota Donor Darah aktif di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Bekasi.
Kemudian
tujuan dari adanya Plasma Konvalesen sendiri adalah sebagai “terapi antibodi
pasif” kepada pasien Covid-19 yang di rekomendasikan para ahli medis, mengingat
Covid-19 saat ini masih belum ada obatnya sedangkan angka kematian cukup tinggi. Berdasarkan pemaparan
dari Jailani yang saat ini bisa Kita sebut sebagai “Penyintas Covid” mengatakan
“Untuk uji hasil screaning yang dilakukan oleh Tim UDD PMI Kabupaten Bekasi,
Sampel darah saya di ambil lima kali dan diuji dalam kurun waktu lima hari,
yang selanjutnya setelah lolos saya baru bisa menjadi Pendonor Plasma
Konvalesen”. Berdasarkan pemaparannya Jay juga bilang jika dari tiga orang yang
di Tes untuk di screaning, hanya Dia sendiri yang berhasil lolos dan menjadi
Pendonor Plasma Konvalesen ini. “Sebenarnya Saya juga bingung kenapa Saya bisa
lolos diantara teman Saya yang lainnya, padahal jika diingat-ingat, Saya tidak
terlalu merasa sakit saat isolasi dilakukan” Ujar Jay menjelaskan. Tapi mungkin
memang sudah takdirnya, jadi saya bisa mendonorkan Plasma Konvalesen ini kepada
pasien lain yang membutuhkan.
“Saya
sudah tiga kali melakukan Donor Plasma ini, dan itu adalah ketentuan maksimal
jika menurut pihak UDD PMI Kabupaten Bekasi, dan Saya bangga dan bersyukur
ternyata setelah Saya terpapar Covid-19 ini saya bisa melakukan manfaat lebih
kepada Pasien Covid-19 lainnya yang sangat membutuhkan” ujar Jailani. Dia juga
mengatakan “Mendonorkan Plasma Konvalesen tidak jauh berbeda dengan Donor Darah
atau mungkin yang pernah Donor Plasma Aparesis, nah itu sama saja. Bedanya
hanya, jika Donor Plasma Aparesis diambil sampelnya sekali tapi untuk
Konvalesen ini diambilnya lima kali kemudian habis itu harus nunggu sekitar dua
atau atau tiga hari. Kalo untuk aparesis kan jika uji sampel sekali lolos kita
kan langsung bisa donor tuh, tapi kalo Konvalesen ini cukup lama tahapannya”.
Dari pernyataan Jailani ini, ternyata untuk menjadi seorang Penyintas Covid dan
mau mendonorkan Plasma Konvalesennya sebenarnya mudah. Tapi untuk melewati fase
Cek dan Screaning harus melalui proses yang ketat sehingga hasil dari Plasma
Konvalesen ini baik dan layak untuk disalurkan ke pihak Pasien yang benar-benar
membutuhkan.
Sampai
dengan saat ini, memang kebutuhan untuk Plasma Konvalesen sangat banyak sekali,
namun untuk stok di UDD PMI Kabupaten Bekasi selalu kosong. Sehingga saya pun,
selaku hubungan masyarakat (humas) PMI Kabupaten Bekasi ingin mengajak dan
menghimbau kepada seluruh Penyintas Covid-19 yang belum terlibat dalam
mendonorkan Plasma Konvalesen ini untuk datang ke UDD PMI mana saja atau boleh juga ke UDD PMI Kabupaten Bekasi
dan mencoba menjadi Pahlawan Kemanusiaan dengan mendonorkan Plasma Konvalesen
untuk Pasien Covid-19 yang saat ini membutuhkan. Jailani juga menyampaikan
pesan kepada para Penyintas Covid-19 lainnya “setelah selesai isolasi mandiri
atau di rawat untuk jangan takut mendonorkan plasma, karena itu sama saja
seperti mendonorkan darah biasa, jadi Cobalah untuk mendonorkan plasmanya untuk
orang yang membutuhkannya”. Jailani juga berpesan kepada Relawan yang pernah terpapar
ataupun tidak, dan masih aktif dalam penanganan Covid-19 ini agar lebih dijaga
kesehatannya serta kebersihan, jangan lalai dengan masker dan mencuci tangan
selalu.
#DonorPlasmaSelamatkanNyawa
#JadilahPenolong #Sosok #Inspiratif #FeatureNews
Tags : Relawan
PMI Kabupaten Bekasi
PMI KABUPATEN BEKASI
I like to make cool and creative designs. My design stash is always full of refreshing ideas. Feel free to take a look around my Vcard.
- PMI Kabupaten Bekasi
- Februari 24, 1989
- 1220 Manado Trans Sulawesi
- contact@example.com
- +123 456 789 111